Mata Kuliah : Ilmu
Budaya
Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Makalah
Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku
Berbudaya
Kelas : 1-EA34
Tanggal Penyerahan Makalah
: 02 Oktober 2014
Tanggal Upload Makalah
: 03 Oktober 2014
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P
e n y u s u n
N
P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
15213401
|
MEHLIYANA ARISKA
|
Program
Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala pertolongan-Nya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontribusi
Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya”. Guna memenuhi salah satu tugas untuk memenuhi nilai
mata kuliah softskill pada Universitas Gunadarma.
Kami penulis
menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sulit kiranya bagi
kami penulis untuk menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang
baik ini, Kami penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak
Dosen Muhammad Burhan Amin selaku guru Universitas Gunadarma, yang telah
memberi kesempatan kepada saya penulis untuk menimba ilmu di Universitas
Gunadarma.
Akhirnya
saya penulis menyadari dan merasa bahwa
makalah ini belum sempurna, karena itu saya penulis pun terbuka terhadap kritik
dan saran yang membangun. Meskipun demikian saya penulis berharap bahwa makalah
ini dapat pula berguna bagi pihak-pihak lain yang memerlukan.
Jakarta,
27 September 2014
Mehliyana
Ariska
DAFTAR ISI
COVER
JUDUL . . . . . . .. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
PERNYATAAN . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
KATA
PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
DAFTAR
ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. iv
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
…………………………………………………. 5
1.2. TUJUAN
………………………………………………………………. 6
1.3. SASARAN
……………………………………………………………. 7
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN (STRENGTH) …………………………………………. 8
2.2 . KELEMAHAN
(WEAKNESS) ………………………………………. 10
2.3. PELUANG (OPPORTUNITY) ………………………………………. 11
2.4 . TANTANGAN/HAMBATAN
(THREATS) …………………………. 12
BAB
III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. KESIMPULAN ………………………………………………………. 13
3.2. REKOMENDASI ……………………………………………………. 14
3.3. REFERENSI …………………………………………………………. 15
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Budaya merupakan
salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting
dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti
juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup
perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun
masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Berbicara budaya adalah berbicara
pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena
budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun
kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari
kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai
kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan
transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari
individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai,
perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut
budaya.
1.2.
TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peran Universitas
Gunadarma dalam membentuk perilaku dan menanamkan nilai-nilai berbudaya dalam
mahasiswa/mahasiswi.
3. Untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa secara luas
serta memupuk rasa cinta akan kebudayaan Indonesia.
1.3.
SASARAN
Penyusunan
makalah ini ditujukan kepada untuk
seluruh pembaca, baik pembaca blog maupun masyarakat secara luas khususnya
mahasiswa/mahasiswi Univertitas Gunadarma agar dapat menjaga, melestarikan dan
meningkatkan kebudayaan yang ada diseluruh Indonesia.
BAB
II PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN (STRENGTH)
Analisis
permasalahan Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal
dilihat dari aspek :
a. Kekuatan (Strength)
a.
Memiliki wawasan nusantara tentang kebudayaan
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenaidiri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargaikebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsayang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama,
dan kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terjadilah keragaman budaya.
b.
Memiliki wawasan sosial budaya
Sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat
atau kemasyarakatan ataukata lain memperhatikan kepentingan umum.Budaya artinya
pikiran dan akal budi, jadi budaya adalah hal yang di buatmanusia yang
menggunakan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa,dan karsa
dapat berupa Kesenian, Hukum, dan Adat istiadat.Maka, Sosial-Budaya dapat
dirumuskan sebagai kondisi masyarakat (bangsa)yang mempunyai nilai-nilai dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegarayang dilandasi dengan falsafah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Ketakwaan
terhadap Tuhan YME
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dilihat sebagai
inti darikeyakinan keagamaan yang dipunyai oleh para penganut agama-agama
tradisi/budaya besar, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.
Agama-agama besar tersebutdikenal sebagai mempunyai keyakinan akan
adanya keesaan Tuhan yang halnya
dengan perilaku berbudaya adalah keagamaan sangat mempengaruhi masyarakat
dalam berbudaya sesuai yang diajarkan dari kepercayaannya.
d.
Berbudaya Pancasilais
Terwujudnya nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Pancasila
merupakan landasan negeri ini dalam segala hal
termasuk bermasyarakat.
2.2. KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kurangnya wawasan nusantara tentang kebudayaan
Para generasi muda saat ini cenderung hidup materialistis,
hedonis, dan kurang memilik wawasan
nusantara. Bahkan tidak sedikit yang tidak hafal Pancasila. Hal yang paling menyedihkan adalah lemahnya mereka dalam berbahasa Indonesia.
Ini merupakan salah satu tanda dari retaknya cermin budaya
bangsa.
b. Kurangnya
sosialisasi kebudayaan
Kurangnya
sosialisasi kebudayaan Indonesia menjadikan budaya asli Indonesiakurang
diminati masyarakat sehingga masyarakat lebih menganut budaya luar yangsangat
mengikuti era globalisasi dan disaat yang bersamaan budaya asli Indonesia
justrudiklaim oleh negara lain.
c. Pengaruh
budaya non-Pancasilais
Pancasilaisme sudah semakin pudar dan semakin jarang yang
menganutnyaseiring semakin bobroknya moral anak bangsa karena merosotnya
kecintaan akan budaya bangsa yang katanya adalah budaya Timur, yang penuh kesopanan dan menjunjung tinggi akhlak mulia, namun
tergantikan dengan budaya Barat yang non-Pancasila.
d. Agama tidak
selalu sejalan dengan kebudayaan
Dalam suatu budaya tertentu yang di dalamnya terdapat
perbedaan ajarandengan ajaran agama, maka keduanya tidak akan dapat berjalan
bersama. Ada kalanyaajaran dalam budaya tidak dapat diterima dalam ajaran agama
tertentu yang kemudianakan memunculkan pertenantangan tentang yang mana yang
benar karena agamamerupakan dasar masyarakat menjalani kehidupan, tapi jika
dirunut ke belakang yanglebih dulu muncul di dunia ini adalah kebudayaan,
setelah itu muncul agama.
2.3. PELUANG (OPPORTUNITY)
a.
Meningkatkan
wawasan nusantara masyarakat tentang kebudayaan
Dalam
pelaksanan wawasan nusantara yang mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai
kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional akan membuat Indonesiakaya akan
budaya karena negeri ini terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing
memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda.
b. Meningkatkan kualitas sosial-budaya
masyarakat
Menurut
saya, dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kita
dapatmengondisikan masyarakat (bangsa) untuk mempunyai nilai-nilai dalam
kehidupanmasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan falsafah NKRI
sehinggaterciptanya perbaikan kualitas sosial budaya.
c.
Terciptanya
kehidupan bermasyarakat yang berasaskan nilai-nilai
PancasilaDengan
mempertahankan budaya nasional berasaskan nilai-nilai Pancasila, budaya
kita akan menjadi sangat kuat akan etika dan tata krama sosial yang
luhur yangmembangun Pancasila.
d. Memilih budaya yang sesuai dengan ajaran
agamanya
Hal
di atas bermakna kita sebagai bangsa Indonesia boleh menerima budaya luar namun
harus memilih mana yang sekiranya baik lalu memperbaiki dan memperbaharuinya sehingga
tidak terjadi asumsi yang tidak baik dari bangsa luar.
2.4 . TANTANGAN/HAMBATAN
(THREATS)
a. Kurangnya wawasan nusantara masyarakat
tentang kebudayaan
Terjadi
karena seringkali adanya perbedaan arus informasi dan pengetahuanyang diterima
masyarakat sehingga mengakibatkan terjadi perbedaan nilai
antara orang berpendidikan tinggi dengan yang rendah, dan antara
orang kota dengan orang desa.
b. Sedikitnya masyarakat yang peduli
sosial-budaya
Di
era globalisasi ini, jarang sekali dijumpai orang-orang yang
memiliki pengetahuan baik dalam hal sosial-budaya dikarenakan masyarakat
perkotaan
maupun pedesaan yang tadinya mempertahankan kebudayaannya lalu urbanisasi ke
Kota
cenderung mengikuti budaya-budaya luar. Menurut saya hal tersebut adalah
hambatan besar karena untuk mewujudkan masyarakat yang berbangsa dan bernegara dengandilandasi
falsafah NKRI diperlukan dukungan masyarakat dengan menjaga
nilai-nilai budaya luhur.
c. Minimnya filterisasi terhadap budaya
non-Pancasila
Saat ini minimnya filterisasi
terhadap budaya asing telah melemahkan bangsaIndonesia karena banyaknya budaya
non-Pancasilais yang masuk begitu saja.Pergeseran moral kaum muda makin jauh
dari norma budaya ketimuran. Pertahanan budaya nasional
menjadi sangat lemah akibat lengahnya para ‘garda bangsa’ menjaga
norma budaya dasar di negeri ini. Hal ini juga disebabkan dari kurikulum
pendidikannasional yang sangat jauh bergeser dari penyemaian norma budaya dasar
nasional yangmelekat pada etika dan tata krama sosial yang luhur.
d. Banyak masyarakat yang belum mengerti
hubungan agama dan budaya
Banyaknya masyarakat
yang tidak mengerti tentang sosial-budaya serupadengan
masyarakat beragama yang menentang kebudayaan. Mereka bersikap radikaldan
ekslusif yang menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan.
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. KESIMPULAN
a.
Kita dapat berbudaya yang baik dengan tetap
mengataskan agama. Agamamenjadikan manusia semakin berbudaya, dan budaya adalah
hasil cipta dan karsamanusia yang memiliki keyakinan bahwa ada kekuatan besar
yang mengusaimanusia. Agama ada untuk memperbaharui kebudayaan dan
Agamamemperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di
dalamnya.
b. Pancasila
merupakan landasan negeri ini dalam segala hal termasuk
bermasyarakat.Pancasila sebagai dasar berpikir orang Indonesia, sebagai
gambaran dan cerminanmasyarakatnya, serta untuk pegangan hidup masyarakatnya
dalam berbudaya.
c.
Wawasan Nusantara merupakan salah satu aspek
penting dalam berbudaya karenakita harus terlebih dahulu mengetahui sebelum
melakukan.
d.
Pentingnya bagi masyarakat perkotaan maupun
pedesaan untuk tidak melupakan budaya negeri sendiri
karena budaya luar ya untuk orang luar dan mereka
banggadengan budaya mereka. Kita punya budaya sendiri, kita pun harus bangga
dengan budaya kita dan bersosial sesuai budaya NKRI
3.2.
REKOMENDASI
a.
Untuk berwawasan nusantara diperlukan percontohan dalam hal
keteladanan,edukasi, komunikasi, dan integrasi agar mampu menciptakan iklim
salingmenghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga
terciptanyakesatuan budaya nusantara.
b.
Sama halnya dengan
menyosialisasikan wawasan nusantara, dalam hal menyosialisasikan sosial-budaya
juga diperlukan keteladanan, edukasi, komunikasi, dan integrasi supaya
terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara sehingga akan memantapkan
kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan
nasional.
c.
Sebagai bangsa Indonesia yang mengaku Pancasilais, menurut saya
kita wajib menjaga identitas budaya negeri ini dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
d.
Sebaiknya umat beragama mau mempraktekkan unsur-unsur budaya
dengan memperbaikinya agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama secara terus-menerus
dan melakukan pembaharuan terhadap budaya luar yang tidak menganutajaran agama
mayoritas di Indonesia agar tepat ketika mengfungsikannya.
3.3.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar