Kamis, 02 Oktober 2014

Makalah Periode 1 - Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya










Mata Kuliah  :  Ilmu Budaya Dasar
                                                        Dosen : Muhammad Burhan Amin
      Topik Makalah
Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya

 

Kelas  :  1-EA34

Tanggal Penyerahan Makalah : 02 Oktober 2014
Tanggal Upload Makalah  :  03 Oktober 2014


                                                             P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



                                              P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
15213401
MEHLIYANA ARISKA



Program Sarjana Ekonomi

UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala pertolongan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya”. Guna memenuhi salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah softskill pada Universitas Gunadarma.

Kami penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sulit kiranya bagi kami penulis untuk menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, Kami penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.      Bapak Dosen Muhammad Burhan Amin selaku guru Universitas Gunadarma, yang telah memberi kesempatan kepada saya penulis untuk menimba ilmu di Universitas Gunadarma.

Akhirnya saya penulis menyadari dan  merasa bahwa makalah ini belum sempurna, karena itu saya penulis pun terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun. Meskipun demikian saya penulis berharap bahwa makalah ini dapat pula berguna bagi pihak-pihak lain yang memerlukan.

Jakarta, 27 September 2014


Mehliyana Ariska







DAFTAR ISI
COVER JUDUL  . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       i
PERNYATAAN  . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       ii
KATA PENGANTAR  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       iii
DAFTAR ISI  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .        iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG ………………………………………………….       5
1.2.      TUJUAN ……………………………………………………………….       6
1.3.      SASARAN …………………………………………………………….        7

BAB II PERMASALAHAN
            2.1.      KEKUATAN (STRENGTH) ………………………………………….         8
            2.2 .     KELEMAHAN (WEAKNESS) ……………………………………….        10
            2.3.      PELUANG (OPPORTUNITY) ……………………………………….         11
            2.4 .     TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS) ………………………….        12

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
            3.1.      KESIMPULAN ……………………………………………………….          13
            3.2.      REKOMENDASI …………………………………………………….          14
            3.3.      REFERENSI ………………………………………………………….          15
                       






BAB I PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.

      Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya.




1.2.              TUJUAN
1.      Untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar peran Universitas Gunadarma dalam membentuk perilaku dan menanamkan nilai-nilai berbudaya dalam mahasiswa/mahasiswi.
3.      Untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa secara luas serta memupuk rasa cinta akan kebudayaan Indonesia.


















1.3.              SASARAN
   Penyusunan makalah ini ditujukan kepada untuk seluruh pembaca, baik pembaca blog maupun masyarakat secara luas khususnya mahasiswa/mahasiswi Univertitas Gunadarma agar dapat menjaga, melestarikan dan meningkatkan kebudayaan yang ada diseluruh Indonesia.




























BAB II PERMASALAHAN
2.1.      KEKUATAN (STRENGTH)
Analisis permasalahan Kontribusi Universitas Gunadarma Membentuk Perilaku Berbudaya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan  kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
a.      Kekuatan (Strength)
a.      Memiliki wawasan nusantara tentang kebudayaan
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenaidiri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargaikebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsayang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terjadilah keragaman budaya.

b.      Memiliki wawasan sosial budaya
Sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan ataukata lain memperhatikan kepentingan umum.Budaya artinya pikiran dan akal budi, jadi budaya adalah hal yang di buatmanusia yang menggunakan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa,dan karsa dapat berupa Kesenian, Hukum, dan Adat istiadat.Maka, Sosial-Budaya dapat dirumuskan sebagai kondisi masyarakat (bangsa)yang mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegarayang dilandasi dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c.       Ketakwaan terhadap Tuhan YME
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dilihat sebagai inti darikeyakinan keagamaan yang dipunyai oleh para penganut agama-agama tradisi/budaya besar, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.
Agama-agama besar tersebutdikenal sebagai mempunyai keyakinan akan adanya keesaan Tuhan yang halnya
dengan perilaku berbudaya adalah keagamaan sangat mempengaruhi masyarakat 
dalam berbudaya sesuai yang diajarkan dari kepercayaannya.


d.      Berbudaya Pancasilais
Terwujudnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Pancasila merupakan landasan negeri ini dalam segala hal termasuk  bermasyarakat.














                                                                                








            2.2.   KELEMAHAN (WEAKNESS)
a.    Kurangnya wawasan nusantara tentang kebudayaan
Para generasi muda saat ini cenderung hidup materialistis, hedonis, dan kurang memilik        wawasan nusantara. Bahkan tidak sedikit yang tidak hafal Pancasila.   Hal yang paling menyedihkan adalah lemahnya mereka dalam berbahasa Indonesia. 
Ini merupakan salah satu tanda dari retaknya cermin budaya bangsa.
b.      Kurangnya sosialisasi kebudayaan
Kurangnya sosialisasi kebudayaan Indonesia menjadikan budaya asli Indonesiakurang diminati masyarakat sehingga masyarakat lebih menganut budaya luar yangsangat mengikuti era globalisasi dan disaat yang bersamaan budaya asli Indonesia justrudiklaim oleh negara lain.
c.       Pengaruh budaya non-Pancasilais
Pancasilaisme sudah semakin pudar dan semakin jarang yang menganutnyaseiring semakin bobroknya moral anak bangsa karena merosotnya kecintaan akan budaya bangsa yang katanya adalah budaya Timur, yang penuh kesopanan dan menjunjung tinggi akhlak mulia, namun tergantikan dengan budaya Barat yang non-Pancasila.
d.      Agama tidak selalu sejalan dengan kebudayaan
Dalam suatu budaya tertentu yang di dalamnya terdapat perbedaan ajarandengan ajaran agama, maka keduanya tidak akan dapat berjalan bersama. Ada kalanyaajaran dalam budaya tidak dapat diterima dalam ajaran agama tertentu yang kemudianakan memunculkan pertenantangan tentang yang mana yang benar karena agamamerupakan dasar masyarakat menjalani kehidupan, tapi jika dirunut ke belakang yanglebih dulu muncul di dunia ini adalah kebudayaan, setelah itu muncul agama.








2.3.      PELUANG (OPPORTUNITY)
a.      Meningkatkan wawasan nusantara masyarakat tentang kebudayaan
Dalam pelaksanan wawasan nusantara yang mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional akan membuat Indonesiakaya akan budaya karena negeri ini terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda.

b.      Meningkatkan kualitas sosial-budaya masyarakat
Menurut saya, dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kita dapatmengondisikan masyarakat (bangsa) untuk mempunyai nilai-nilai dalam kehidupanmasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan falsafah NKRI sehinggaterciptanya perbaikan kualitas sosial budaya.

c.    Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang berasaskan nilai-nilai
PancasilaDengan mempertahankan budaya nasional berasaskan nilai-nilai Pancasila, budaya kita akan menjadi sangat kuat akan etika dan tata krama sosial yang luhur yangmembangun Pancasila.

d.      Memilih budaya yang sesuai dengan ajaran agamanya
Hal di atas bermakna kita sebagai bangsa Indonesia boleh menerima budaya luar namun harus memilih mana yang sekiranya baik lalu memperbaiki dan memperbaharuinya sehingga tidak terjadi asumsi yang tidak baik dari bangsa luar.










2.4  .     TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS)
a.      Kurangnya wawasan nusantara masyarakat tentang kebudayaan
Terjadi karena seringkali adanya perbedaan arus informasi dan pengetahuanyang diterima masyarakat sehingga mengakibatkan terjadi perbedaan nilai antara orang berpendidikan tinggi dengan yang rendah, dan antara orang kota dengan orang desa.

b.      Sedikitnya masyarakat yang peduli sosial-budaya
Di era globalisasi ini, jarang sekali dijumpai orang-orang yang memiliki pengetahuan baik dalam hal sosial-budaya dikarenakan masyarakat perkotaan maupun pedesaan yang tadinya mempertahankan kebudayaannya lalu urbanisasi ke 
Kota cenderung mengikuti budaya-budaya luar. Menurut saya hal tersebut adalah hambatan besar karena untuk mewujudkan masyarakat yang berbangsa dan bernegara dengandilandasi falsafah NKRI diperlukan dukungan masyarakat dengan menjaga nilai-nilai budaya luhur.

c.       Minimnya filterisasi terhadap budaya non-Pancasila
Saat ini minimnya filterisasi terhadap budaya asing telah melemahkan bangsaIndonesia karena banyaknya budaya non-Pancasilais yang masuk begitu saja.Pergeseran moral kaum muda makin jauh dari norma budaya ketimuran. Pertahanan budaya nasional menjadi sangat lemah akibat lengahnya para ‘garda bangsa’ menjaga norma budaya dasar di negeri ini. Hal ini juga disebabkan dari kurikulum pendidikannasional yang sangat jauh bergeser dari penyemaian norma budaya dasar nasional yangmelekat pada etika dan tata krama sosial yang luhur.

d.       Banyak masyarakat yang belum mengerti hubungan agama dan budaya
Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang sosial-budaya serupadengan masyarakat beragama yang menentang kebudayaan. Mereka bersikap radikaldan ekslusif yang menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan. 





BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
      3.1.            KESIMPULAN
a.       Kita dapat berbudaya yang baik dengan tetap mengataskan agama. Agamamenjadikan manusia semakin berbudaya, dan budaya adalah hasil cipta dan karsamanusia yang memiliki keyakinan bahwa ada kekuatan besar yang mengusaimanusia. Agama ada untuk memperbaharui kebudayaan dan Agamamemperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di dalamnya.

b.      Pancasila merupakan landasan negeri ini dalam segala hal termasuk bermasyarakat.Pancasila sebagai dasar berpikir orang Indonesia, sebagai gambaran dan cerminanmasyarakatnya, serta untuk pegangan hidup masyarakatnya dalam berbudaya.

c.       Wawasan Nusantara merupakan salah satu aspek penting dalam berbudaya karenakita harus terlebih dahulu mengetahui sebelum melakukan.

d.      Pentingnya bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan untuk tidak melupakan budaya negeri sendiri karena budaya luar ya untuk orang luar dan mereka banggadengan budaya mereka. Kita punya budaya sendiri, kita pun harus bangga dengan budaya kita dan bersosial sesuai budaya NKRI
     
     


     





3.2.            REKOMENDASI

a.       Untuk berwawasan nusantara diperlukan percontohan dalam hal keteladanan,edukasi, komunikasi, dan integrasi agar mampu menciptakan iklim salingmenghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga terciptanyakesatuan budaya nusantara.

b.    Sama halnya dengan menyosialisasikan wawasan nusantara, dalam hal menyosialisasikan sosial-budaya juga diperlukan keteladanan, edukasi, komunikasi, dan integrasi supaya terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara sehingga akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional.

c.       Sebagai bangsa Indonesia yang mengaku Pancasilais, menurut saya kita wajib menjaga identitas budaya negeri ini dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

d.    Sebaiknya umat beragama mau mempraktekkan unsur-unsur budaya dengan memperbaikinya agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama secara terus-menerus dan melakukan pembaharuan terhadap budaya luar yang tidak menganutajaran agama mayoritas di Indonesia agar tepat ketika mengfungsikannya. 












3.3.            REFERENSI






Tidak ada komentar:

Posting Komentar