Rabu, 22 Oktober 2014

Makalah Periode 2 - Sikap Pribadi Mahasiswa Berbudaya Terbentuk Oleh Adat Istiadat Lingkungan Keluarga


                                                       Mata Kuliah  :  Ilmu Budaya Dasar
                                                       Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah/Tulisan

SIKAP PRIBADI MAHASISWA BERBUDAYA TERBENTUK

OLEH ADAT ISTIADAT LINGKUNGAN KELUARGA


Kelas  :  1-EA34
Tanggal Penyerahan Makalah : 06 November 2014
Tanggal Upload Makalah  :  07 November 2014

                                                               P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.


                                            P e n y u s u n


N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
15213401
MEHLIYANA ARISKA



                                  Program Sarjana Ekonomi

                               UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala pertolongan-Nya, akhirnyapenulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “Sikap Pribadi Mahasiswa Berbudaya Terbentuk Oleh Adat Istiadat Lingkungan Keluarga”. Guna memenuhi salah satu tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah softskill pada Universitas Gunadarma.

Kami penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, sulit kiranya bagi kami penulis untuk menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, Kami penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Bapak Dosen Muhammad Burhan Amin selaku guru Universitas Gunadarma, yang telah memberi kesempatan kepada saya penulis untuk menimba ilmu di Universitas Gunadarma.

Akhirnya saya penulis menyadari dan  merasa bahwa makalah ini belum sempurna, karena itu saya penulis pun terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun. Meskipun demikian saya penulis berharap bahwa makalah ini dapat pula berguna bagi pihak-pihak lain yang memerlukan.

Jakarta, 20 Oktober 2014


                                                                                                                                Penyusun







DAFTAR ISI
COVER JUDUL  . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       i
PERNYATAAN  . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       ii
KATA PENGANTAR  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       iii
DAFTAR ISI  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .        iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG ………………………………………………….       1
1.2.      TUJUAN ……………………………………………………………….       2
1.3.      SASARAN …………………………………………………………….        3

BAB II PERMASALAHAN
           2.1.   KEKUATAN (STRENGTH) ………………………………………….            4
           2.2.   KELEMAHAN (WEAKNESS) ……………………………………….            5
           2.3.   PELUANG (OPPORTUNITY) ………………………………………..           6
           2.4.   TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS) ………………………….             7

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
           3.1.       KESIMPULAN ……………………………………………………….          8
           3.2.       REKOMENDASI …………………………………………………….           9
           3.3.       REFERENSI ………………………………………………………….          10






BAB I PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG

Norma-norma sosial dalam kehidupan keluarga merupakan bentuk peraturan tak tertulis yang berfungsi sebagai pengatur sikap dan perilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari dalam keluarga. Norma sosial relatif banyak menekankan pada sanksi moral sosial sebagai unsur pengawasan terhadap sikap dan perilaku manusia dalam pergaulan tersebut.

Pentingnya pendidikan mengenai norma pada anak dapat membentuk pribadi anak yang berbudaya. Oleh sebab itu orang tua hendaknya ikut serta dan tidak menyerahkan kepercayaan penuh terhadap lingkungan dalam pembentukan kepribadian anaknya. Setiap keluarga memiliki norma dan adat istiadat yang berbeda-beda. Oleh sebab itu cara mendidik anak akan norma dan adat istiadat juga berbeda-beda. Oleh sebab itu orang tua harus memahami cara mengajarkan norma dan adat istiadat kepada anaknya dengan tepat.















1.2.              TUJUAN

1.      Untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
2.      Membentuk mahasiswa sebagai generasi yang berbudaya.
3.      Menjaga hubungan sosial-budaya yang ditunjukan dengan adanya integrasi dalam masyarakat.

















1.3.              SASARAN

   Penyusunan makalah ini ditujukan kepada untuk seluruh pembaca, baik pembaca internet maupun masyarakat secara luas khususnya mahasiswa/mahasiswi Univertitas Gunadarma.

























BAB II PERMASALAHAN
Analisis permasalahan Sikap Pribadi Mahasiswa Berbudaya Terbentuk Oleh Adat Istiadat Lingkungan Keluarga dengan memperhatikan dan mempertimbangkan  kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :

2.1.    KEKUATAN (STRENGTH)
a.       Lingkungan keluarga yang sangat kondusif.
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Khususnya lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia.

b.      Cinta dan kasih sayang kedua orangtua terhadap anak.
Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.

c.       Tingkat pendidikan keluarga yang tinggi.
Dengan latar belakang dan pendidikan orang tua yang tinggi akan dapat mempengaruhi cara berfikir siswa sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal. Tingkat Pendapatan orang tua yang tinggi akan mampu memberikan fasilitas belajar siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajarnya.

d.      Norma dan adat istiadat keluarga yang begitu kental.
Setiap individu pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Nilai – nilai yang sudah diwariskan orang tua berupa pengaturan hubungan antara anggota keluarga.
      2.2.   KELEMAHAN (WEAKNESS)

a.  Ketidak harmonisan keluarga.
Kenakalan remaja yang terjadi di berbagai kota di Indonesia semakin marak. Berbagai kasus kenakalan seperti tawuran pelajar hingga pembunuhan oleh anak usia remaja dinilai salah satunya disebabkan oleh ketidakharmonisan keluarga. Bahkan banyak ditemukan ketidakharmonisan keluarga, anak-anak teraniaya, istri disakiti, suami depresi, perselingkuhan, remaja pengguna narkoba, pergaulan seks bebas, perceraian, dan sebagainya. Walau kini telah berkembang teori tentang kepemimpinan dan cara menjadi orangtua yang baik telah banyak dibukukan juga diseminarkan. Bahkan, kini banyak pelatihan menjadi orangtua efektif, orangtua cerdas, orangtua shalih dan sebagainya tapi hal seperti itu masih saja banyak terjadi.


b.  Kurangnya cinta dan kasih sayang orangtua terhadap anak.
Kasih sayang orang tua di masa kanak-kanak akan mempengaruhi anak seumur hidupnya, baik emosional dan fisik. Sebuah studi menyebutkan, anak-anak yang kurang sentuhan dan kasih sayang orang tua atau mengalami kekerasan akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka hingga dewasa.


c.  Tingkat pendidikan keluarga yang rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu penyebab kurangnya perhatian orangtua_ tentang cara mendidikan anak yang benar.

d.   Perhatian keluarga terhadap norma dan adat istiadat kepada anak.
Kurangnya perhatian orangtua terhadap pengajaran tentang norma-norma dab adat istiadat menjadikan anak menjadi liar dan tak terarah.

2.3.    PELUANG (OPPORTUNITY)
a.       Keadaan keluarga yang kondusif.
Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

b.      Mewujudkan kepercayaan terhadap.
Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.

c.       Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak.
Hormat di sini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus memperhatikan keinginan dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.

d.      Perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga.
pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.


2.4.    TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS)

a.       Perpecahan didalam keluarga itu sendiri.
Kekacauan keluarga ini biasanya menyebabkan terputusnya suatu sistem peranan dalam keluarga karena salah satu bagian dari keluarga tersebut (istri misalnya) merasa tidak nyaman terhadap keluarga yang sedang dibinanya tersebut, sehingga salah satu bagian dari keluarga tersebut memutuskan untuk memutuskan sistem peranannya di dalam keluarga.

b.      Kurangnya komunikasi mahasiswa dengan orangtua.
Komunikasi menjadi macet dan hubungan antar keluarga menjadi renggang. Kemudian jiwa anak menjadi terganggu. Bila mereka mempunyai suatu masalah, tidak ada tempat untuk mengadu atau minta pertolongan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Anak akan mencari penyelesaian dengan caranya sendiri.

c.       Minimnya filterisasi terhadap norma dan adat istiadat didalam kehidupan bermasyarakat.
Sudah sepatutnya orangtua membimbing anaknya seiring dengan terjadinya kemajuan diberbagai bidang kehidupan , serta adanya pengaruh yang masuk kedalam kehidupan masyarakat lokal, menuntut Kita untuk mampu menyesuaikan diri secara baik. Adat istiadat yang Kita miliki hendaknya menjadi filter atau penyaring terhadap pengaruh yang datang dari luar.

d.       Pergaulan mahasiswa yang diluar norma dan adat istiadat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.


BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
      3.1.    KESIMPULAN
a)      Keluarga adalah basis pendidikan yang paling utama.
b)      Keteladanan orang tua merupakan pola pendidikan yang paling ringkas, simpel dan efektif.
c)      Kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan keluarga berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang.
d)     Adanya sikap imitasi(meniru) dari para remaja akan kehidupan modern sehingga lemah dalam pelaksanaan norma dan adat istiadat.



     











3.2.            REKOMENDASI

a)      Lingkungan keluarga harus benar-benar ditata senyaman mungkin dan diajarkannya norma-norma dan adat istiadat keluarga.
b)      Sebaik-baik metode hubungan adalah hubungan yang dibangun atas dasar kasih sayang.
c)      Perilaku anak harus diperhatikan dan diarahkan agar  menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dihadapan masyarakat.
d)     Komunikasi sangat penting untuk menyatukan antara anak dan orangtua agar dapat berpikir sejalan.





















3.3.            REFERENSI



·         Asadullah Al-Faruq, Mendidik Balita Mengenal Agama. Solo: Kiswah Media, 2010.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar